Welcome to Nopi Eko Hermansyah

Archive for November 2022

Pagi ini tepatnya kamis 3 november 2022 di pagi yang sejuk ditemani secangkir kopi panas disela jadwal zoom yang terjadwal pukul 8:00 WITA sambil menunggu peserta lain gabung saya mencoba mencari inspirasi melalui tulisan di blog “tua” ini yang sudah lama saya lupakan. tapi sempat beberapa bulan yang lalu saya post. biasanya postingan di blog ini saat membacanya dikemudian hari atau di tahun berikutnya, saya seperti menjelajah waktu layaknya time traveller dan mengingat beberapa hal di tahun lawas mencoba menyelami dan melakukan flash back saat peritiwa itu terjadi dan memperbaiki diri kedepannya agar lebih baik lagi.

menulis adalah salah satu kegiatan yang bisa membuat saya lebih fresh dan menginspirasi saya untuk lebih semangat dalam melakukan bbrp hal. saat ini “iya” saat ini saya terpilih mengikuti program PPG yang diusulkan pemerintah, selama beberapa bulan kedepan saya menjadi mahasiswa di universitas Nusa Cendana Kupang, walaupun secara daring perkuliahan ini terasa berat, entah apakan “mesin” ditubuhku belum warming up. atau blm ada pemantik yang membuat gelora belajarku membakar andrenalink seperti dulu dalam menyelesaikan perkuliahan D3,S1 atau S2.

memang sudah 11 tahun lamanya aku tidak membuka buku-buku referensi tepatnya saat menjadi mahasiswa S2 di universitas sriwijaya tahun 2011 silam. tetapi karena saya banyak di dunia pendidikan terutama dunia vokasi yang menuntut saya untuk lebih aktif mengasah skill dan meningkatkan kompetensi saya rasa kesempatan kali ini tidak boleh aku sia-siakan. ada banyak batu sandungan didalam memulai aktifitas ini dikarenakan aktifitas diluar akademis karena urusan bisnis dan beberapa perusahaan yang aku jalasni saat ini. akibatnya konsen untuk mengajar dan meningkatkan soft skill justru tersita waktunya. tentunya ini salah satu goal yang harus saya capai karena tidak semua pekerjaan harus dinilai dengan uang. pengabdian dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain menjadi amal jariyah yang bila dinilai lebih dari tumpukan uang ataupun lautan emas. dialah ilmu yang bermanfaat, salah satunya dengan berkecimpung didunia pendidikan.

beberapa tahun terakhir kegiatan mengajar khususnya menjadi dosen disalah satu politeknik di kota sekayu menjadi momen yang sangat berharga karena aku menganggapnya seperti belajar kembali dan menjadi mahasiswa kembali, disamping mengajar tentunya learning by doing bermanfaat sekali. tepat setahun yang lalu di bulan yang sama cita-cita “kedua” ku tersampaikan aku berhasil menjadi nopi eko “kedua” meraih gelar D3 dengan susah payah, dengan kerja keras, dengan sumberdaya yang ada “aku” bisa meraihnya. memakai toga dan berswafoto bersama dengan teman sekelas. ya moment itu sama persis saat aku menyelesaikan D3 pada tahun 2005 di politeknik TEDC Bandung, rasanya meraih kesuksesan itu seperti menghirup udara segar berada di puncak ketinggian, menarik hafas dalam-dalam hingga masuk ke seluruh paru-paru. aliran darah normal dan suatu hal yang tidak bisa terlukiskan betapa bahagianya moment itu.

seperti pada title diatas, emotional. menurut beberapa kamus ilmiah emotional adalah emotional damage sebenarnya berarti berarti kerusakan, tapi dampak yang ditimbulkan oleh adanya emotional damage tentunya lebih besar dan lebih berpengaruh. Emotional Damage atau kerusakan emosi tentunya berkaitan erat dengan kesehatan manusia, mulai dari kesehatan pikiran, perasaan, maupun kesehatan emosi. Kondisi emosi yang baik bisa membuat fisik dan mental kita jadi lebih sehat, tapi dalam kehidupan, ada banyak sekali peristiwa yang mungkin akan mengganggu kesehatan emosi kita.

bulan april yang lalu saya pernah berada di titik terendah kesehatan saya, karena berpengaruh ke kondisi emosional yang tidak menentu ditandai dengan teromer tingkat sedang dan berat pada beberapa bagian badan saya teruatama tangan yang selalu bergetar. saya mencoba konsultasi ke dokter psikiater dan diberi obat penenang untuk meredakan gejala yang saya alami saat itu, memang ada beberapa penyebab yang mengakibatkan gejala itu timbul diantaranya karena trauma. ada bbrp goals yang ambigu dan seperti berada di sebuah jalan yang tidak ada ujungnya, seperti berlayar tanpa kompas, mau mundur tidak bisa karena faktor “x” mau maju pun tidak bisa karena sudah ada “x”. tapi alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu, tepat per tgl 9 mei aku bisa meantapkan hati bahwa semua ini harus di akhiri dengan baik baik, mundur dan menyerah, melangkah mundur beberapa langkah kemudian melihat kedepan bahwa ternyata mencari jalan lain dan mengalah menjadi keputusan terbaik. karena semua sudah berubah dan saya menyadari banyak goals-goals lain yang harus aku capai dan mencari kebahagiaan untuk diri sendiri itu lebih penting dari pada melukis pelangi di langit yang gelap.

skip dulu tulisan ini, nextime saya sambung dengan topik yg berbeda.



Kategori